Do what makes you HAPPY.. Be with who makes you SMILE.. Laugh as much as you BREATHE.. Love as long as you LIVE.. Life is just too SHORT to be SOMEONE ELSE.. Look at ME, see WHO THE REAL ME.. And IT'S ME.. :)

Petualangan di Bosscha

Pertama, kita bahas dulu tentang letak Bosscha
Narasumber : wikipedia

Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang
tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang , Jawa Barat , sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung dengan koordinat geografis 107° 36' Bujur Timut dan 6° 49' Lintang Selatan. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektare, dan berada pada ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung. Kode observatorium Persatuan Astronomi Internasional untuk observatorium Bosscha adalah 299.

SEJARAH

Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Dan di dalam rapat itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.

Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928.

Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.

Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.

* * *

Lanjut ke cerita tidak penting milik saya
Habis dari Tangkuban Parahu, kita lanjut ke Planetarium Observation Lembang
Namanya Bosscha :) Pasti udah nggak asing lagi kok
Dulu Petualangan Sherina sempet shooting di sana

Udah dari kelas 1 SD aku pengen banget ke Bosscha
Apalagi pengen banget ngeliat planet-planet luar dari teropong bintangnya
Terus pengen tau nama-nama bintang yang berceceran di angkasa luaaas
Tapi sayangnya, semua itu belum terwujud

Aku cuma bisa ke sana, foto di dome nya doang
Tapi belum bisa melihat ke luar angkasa pake teropong bintangnya
Karena untuk ngeliat bintang itu harus pada malam hari
Dan kita harus sewa tempat dulu dua minggu sebelum hari H
Sedangkan kita datang kemarin mendadak dan siang hari
Tapi nggak apalah, aku udah cukup bersyukur banget kok bisa ke sana
Daripada enggak sama sekali ? :)
Hmmm, di sana nggak ada kejadian menegangkan sih
Alamnya sejuk, biasanya saja, indah, tamannya rapih dan teratur
Ada banyak rumah-rumah kecil atau semacam room kali ya?
Entahlah, yang jelas mobil gak boleh masuk nganter sampe ke dome
Jadinya kita jalan kaki foto-foto di sana
Setelah itu yah pulang deh, garing kan? Emang hahaha :)

Well, tapi tahun 2011 ini benar-benar tahun terindah untuk ku
Seakan-akan aku meraih sesuatu yang tidak ku raih ketika dulu
Dan aku mendapat kepuasan seperti aku SD dulu
Tanpa gangguan dari lebay-nya hidup percintaan remaja -_-

Sekian dan demikian untuk kali ini :)
See ya lateeeer ;)

Petualangan di Tangkuban Parahu

Pada hari Rabu 6 Juli 2011, finally impian ku dari kecil bisa terwujud!
Jujur aja sih, aku udah mimpiin dari 10 tahun yang lalu
Kalo aku tuh pengeeeeen banget ke Tangkuban Parahu
Dan akhirnya kemarin itu barusan tercapai ! :')
Entah berapa banyak sujud syukur untuk Allah SWT :D

Btw, kalo cuma ke Tangkuban Parahu
Cuma untuk foto-foto di atas doang mah mana ada adrenalin nya -_-
Naaaah ! Ini dia ! Kalo udah sama aku, ke alam
Jangan harap kalian akan menyaksikan kisah bored yang biasa :D

Pertama-tama, waktu itu aku ke Tangkuban Parahu
Bersama dengan Mama, Bu Cili, Bu Tuti, Sasa, Tipa, Opal, Kak Ika dan Om Budi
Awal nyampe, Bu Cili nganterin Opal ke toilet
Tapi karena Opal lamaaa kali, akhirnya aku, Mama dan Tipa naik duluan
Pertama kita ke Kawah Upas di atas..
Setelah foto-foto di sana, menyusul lah mereka semua ( kecuali Om Budi )Setelah di Kawah Upas, kita bingung mau kemana
Akhirnya setelah baca-baca petunjuk, Mama bilang mau ke Kawah Domas
Ternyata Kawah Domas ada jauuuuh di ba
wah sana
Sementara kita di sini ada tiga anak kecil, jadi agak ragu mau turun

Apalagi kayaknya lumayan jauh menuju bawah -_-

Tiba-tiba juga datanglah seorang cewek peretentengan
Yang ngakunya dia itu guide untuk menuju ke Kawah Domas
Awalnya dia mau nge-guide dengan bayaran Rp.200.000,00
Apa-apaan !? Males banget kalo segitu mahal
Terus Mama tawar sampe Rp.50.000,00 tapi dia tetep nggak mau
Akhirnya setelah 15 menit nawar, tuh cewek preman mau juga
Tapi yah ujung-ujungnya juga sih kita diserahkan pada bapak penduduk
Jujur aja sih, aku lebih suka sama penduduknya daripada sama guide
Habisnya guide nya perte
ntengan banget -_- Gak cool at all

Lalu, kita turun tangga ( serius cuma turun )
Tapi perjalanan turun sampe 45 menit !?
Okelah ini nggak separah dan gak sengos-ngosan kayak di Bromo
Tapi kan, jalan setapak berbatu-batu
Apalagi nurunin ratusan anak tangga yang curam !?
Untuk anak pendaki (?) kayak aku dan Mama mah biasa aja
Tapi ini si Bu Cili malah ngos-ngosan hahaha
Sementara anak-anaknya ( Sasa, Tipa, Opal )
Udah sampe bawaaaah banget, si Bu Cili masih aja di atas
Padahal Bapak Pemandunya u
dah ngasih tongkat loh
Tapi tetep aja Bu Cili 'berjuang' di atas hahaha

Finally kita nyampe juga di pertengahan perjalanan ada warung
Oh iya, sebelum nyampe warung itu, kita ketemu orang Arab
Ih orangnya bissing kali, nyorong-nyorong lah, teriak-teriak lah
Anaknya juga lari-lari seenaknya sendiri hampir nabrak adek-adek ku!
Hih, kesel kali lah ! Have some manner can't you !? -_-

Hah lanjut
Di sana ada warung, kita beli empat telur dan delapan minum
Awalnya yah bingung juga ngapain beli telur, tapi itu semua terjawab
Ternyata pas udah nyampe di bawah, ada banyak pemandian air panas
Mulai dari yang diatas mendidih sampe yang hangat

Dan telurnya itu dimasak di air super panas yang ada di atas
Lalu untuk orang-orang kakinya bisa berendam di kolam bawah

Iseng-iseng aja nih
Setelah aku tanya-tanya sama penduduk sekitar
Ternyata air sulfur yang di sana itu terus menuju bawah sampe Ciater

Bagi yang nggak tau, dulu aku pernah ke Ciater
Camping di lembah Capolaga di sekitar Ciater
Nah pas malemnya sekitar pukul 01:00
Aku manjat dari lembah ke atas
Terus naik ke mobil menuju Sariater
Untuk berendam sulfur
Aku beneran gak nyangka
Kalo kolam sulfur kemarin itu
Berasal dari Kawah Domas, wow .. hahaha

Lalu, aku juga pengen banget ke Kawah Ratu
Tapi kata kakek penduduk itu, Kawah Ratu agak sedikit ' bandel '
Udah banyak korban di sana, terutama para mahasiswa ( sok jagoan )
Sebenarnya sih yah wajar kalo banyak korban
Orang tempatnya kayak pan gitu kok, jadi kalo sulfur nya ngamuk mendadak
Kan kita nya nggak bisa kabur cepet
Lagian katanya juga gas di sana berbahaya
Kemudian banyak hewan penghisap darah di sana ( bukan vampire yah )

Akhirnya setelah kita merebus telur dan makan pop mie

Kita pergi pulang ke atas
Bukan lewat jalan masuk tadi tapinya
Karena kalo lewat jalan masuk tadi
Yah kira-kira bakal pingsan deh
Jadi kita lewat jalan di sebelah kirinya

Jalannya mendaki tapi kecil kok tidak terlalu capek
Cuma beberapa anak tangga, gak sampe 50 anak tangga
Lalu setelah tigaperempat perjalanan
Kita lewat di dekat jembatan
Di situ aku ngeliat ada kayu
Yang kalo pas dikuliti coraknya cantiiik banget

Sayangnya aku nggak sempet foto si kayu
Karena si adek ngajak foto di jembatan
Itu batang kayu nya bercorak kayak wajah gitu
Ada bunga-bunganya lah pokoknya cantik banget
Kata mas-mas jualannya itu namanya Kayu Batik
Nggak perlu diukir juga udah bagus kok dari alamnya :)

Nah, jalan lanjut sedikit lagi
Sampailah kita di jalan utama
Dan ternyata setelah ditanya sama Om Budi
Kita itu udah berjalan di Kawah Domas sejauh 6 kilometer ! Wow cooool :D

Setelah ini, kita ke tempat impian ku yang paling pertama
Yang paling aku idam-idam kan sejak kelas 1 SD dulu ....

Legenda Tangkuban Parahu

Sebelumnya, maaf legenda yang aku tulis ini copy-paste
Karena yah males nulis aja, hahaha

Narasumber : klik di sini

Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Parahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.

Beribu-ribu tahun yang lalu, Tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu.

Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi anjing tersebut.

Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang.

Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring selalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.

Pada suatu hari, Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya.

Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. Dayang Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.

Segera setelah pesta usai, Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapi akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya.

Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu, Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya. Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.

Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya.

Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri.

Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah : Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.

Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Dayang Sumbi memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu.

Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.

Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Parahu (perahu yang menelungkub).

Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

Petualangan di Bromo ( part 3 )

Nah, setelah dari sunrise nya, kita pergi ke Padang Pasir dan Padang Rumput
Pertama, hardtop menuju ke arah Padang Pasir
Turunnya cukup jauh -_- Jadi, kita mampir dulu lah
Buat
narcissistic sebentar bareng Om Antok dan Om Soleh
Waktu itu Mama sama Ayah nggak turun karena capek hahaha
Kemudian, setelah berfoto-ria kita melanjutkan perjalanan
Agak lama setelahnya, kita sampe di pintu gerbang menuju Padang Pasir
Peraturannya, kita nggak boleh pake mobil pribadi
Wajib pake hardtop, tapi motor untuk touring diizinkan masuk

Lalu, kita ngikutin jalan penuh pasir
Kanan kiri depan belakang isinya lautan pasir
Entah apa yang jadi patokan Kak Anggri
Dan entah kemana Kak Anggri ngebawa kita -_- Pasrah..

Setelah kita hangat ( dari suhu lima derajat ) di dalam hardtop
Sampailah kita ke suatu Padang Pasir yang isinya yah pasir semua
Tapi di sana kita bisa liat bukit-bukit yang tinggiii banget
Ada pembiasan cahaya matahari dan embun dari dinginnya cuaca
Warna pembiasannya mirip sama warna pelangi
Ada di bawah-bawah gunung ( apa bukit ya? entahlah )
Itu situasi di samping kanan ( entah pula di utara, timur, barat apa selatan )Kalo situasi kiri kita ada Pura
Awalnya Mama sama aku pengen masuk liat Pura nya
Tapi karena Ayah udah duluan ke sana
Ayah bilang kalo Pura nya biasa, nggak kayak Pura di Bali
Malah kayak Pendopo tepatnya
Mau ke sana bisa naik kuda, naik motor atau naik kaki ( ? )

Oh, aku juga belum cerita kalo sebagian besar penduduk di Bromo
Penduduk aslinya itu Suku Tengger beragama 100% wajib Hindu
Konon kalo nggak Hindu ( atau pindah agama ) kalo mau menetap di sana
Itu dilarang, katanya untuk mempertahankan tradisi
Yah baguslah, daripada tradisi dirusak sama manusia-manusia bermata emas
Manusia yang nggak cinta Tanah Air nya sendiri cuih -_-
Maaf copy-paste , TKP nya klik di sini ya :D

Nah, Pura nya itu digunakan untuk acara adat Kesadha
Jadi, penduduk Suku Tengger bakal jalan dari desa nya
Sampe ke Padang Pasir nya itu sampe lagi ke Pura
Terus baru buang sesajennya, supaya Bromo enggak marah
Kata Kak Anggri, Kesadha diadakan bulan Agustus ( kalo nggak salah )

Sebenernya pengen liat sih tapi woy gile aje, kelas XII coy !

Lanjooot, nah habis puas foto-foto di Padang Pasir
Kita pergi lagi pake hardtop ke kawahnya, ke pusat debu hitam

Sumpah, nekad banget mau foto di sana
Sebenarnya sih kalo sekilas dipandang cuma kayak asap biasa

Tapi itu aslinya debu vulkanik yang mengandung banyak sulfur
Dan zat-zat bahaya lainnya
Walaupun kata Kak Anggri debunya dingin
Tapi untuk kita yang ( mengakui deh ) anak kota
Kita belum bisa beradaptasi dan nggak kuat kulitnya kalo kena debu
Jadi aku pasanglah itu jaket sampe leher, pake masker
Gloves
aku erat-eratin, pake kacamata supaya nggak kena debu -_-
Kejadian seremnya, pas lagi foto-foto di debu hitamnya itu
Tau-tau ujan debu mendadak ! Kena pipi rasanya periiiih banget
Akhirnya yah masuk ke hardtop lagi dan kita ngelanjutin jalan
Menuju ke Padang Rumput, lumayan jauh juga sih

Sampe di Padang Rumput, kita makan roti sedikit deh
Mag ku kayaknya kambuh, jadi yah ngganjel dikit pake roti
Kemudian, seperti biasa kita ambil foto di sana

Nah, di Padang Rumput ini ada banyak tanaman Pakis
Pakisnya warna coklat dan gersang gitu
Tapi kata Kak Anggri, tanaman di Bromo emang gitu
Nanti kalau ujan, tanaman Pakisnya kembali jadi hijau
Lalu, di Padang Rumput itu juga banyak bukit hijauDi samping kita juga ada Bukit Teletubbies
Dinamakan begitu karena mirip sama bukit di akhir film Teletubbies

Kalo di atas ada dua Danau
Entah danau apa namanya lupa
Katanya sih yang danau depan ( danau awalnya ) kotor
Yang kedua juga lumayan kotor
Gara-gara sudah tidak terawat lagi karena jauh
Untuk mencapai danau itu bisa naik motor lompat-lompat
Tapi karena Kak Anggri bilang danau nya nggak terlalu bagus
Yah sudah, kita nggak ke sana deh -_-

Setelah itu, kita balik pulang ke hotel
Dan nggak kalah kerennya, di hotel aku nemuin pujaan hati ku yang baru !
Oke, bagi yang ngebaca nggak usah deg gitu juga kali hahaha
Kan wajar kalo aku jatuh cinta jleb pada pandangan pertama ! :D

Aku emang nggak tau namanya, dia juga nggak tau namaku
Tapi dia menarik ku ketika pertama kali kami bertatap mata
Dia mengajakku main ! Kyaaaaaaaa ! :D
Aku langsung jongkok dan tanganku langsung dimainin sama dia !
Karena kasian nanti dia ngegigit sarung tangan ku yang banyak debu
Akhirnya aku copot sarung tangan ku

Nggak peduli seberapa dingin di sana
Yang penting aku sukaaaa banget sama dia !
Sampe aku lupa sama yang di rumah deh wahahahaha
Dia sampe ngegigit tangan ku, ngenyakar-nyakar tanganku
Tapi nggak apa-apa, dia lucuuuuuu banget, jadi aku maafin (-v-)
Yah, aku sadar diri, selucu-lucunya dia, dia sudah ada yang punya
Dan aku juga sudah punya di rumah Jakarta, dia-ku menungguku -_-
Akhirnya, walaupun kamu lucu, kamu suka main
Kamu menggemaskan, kamu iiiiiiih sooo cuuuuteeee banget
Tapi kamu bukan milik ku, dan aku harus pergi
Background Music :
Perpisahan Termanis

Akhirnya aku meninggalkan dia dengan berat hati
Dan kami pergi ke Surabaya untuk mengejar kereta besok pagi

Petualangan di Bromo ( part 2 )

Dan ini dia, lanjutan dari part 1 sebelumnya
Alasan kenapa aku bangun jam 03:30
Karena kita mau liat sunrise :)

Oke, mungkin bagi orang K O T A
Pada mikir : "ngapain sunrise aja diliat sampe segitunya ih?"
Tapi bagi pecinta alam, sunrise di Bromo itu wow banget
Berasa kebanggaan tersendiri :)

Anyway, biarpun dinginnya mencapai lima derajat celcius
Sampe aku pake jacket tebel dilapisin shirt lengan panjang tebel
Dilapisin lagi manset lalu kaos dalam
Hingga pake sarung tangan tebel khusus climb mountain
Kemudian pake masker biasa ( harga cuma 1000 dari apotek )
Tapi tetep aja dinginnya tembus sampe ke badan, brrrrr..

Akhirnya, setelah prepare selesai
Aku, Mama, Ayah, Om Antok, Om Sholeh dan Kak Anggri
Menuju puncak Bromo untuk ngeliat sunrise jam 03:30

Step 1
Kita mendaki pake mobil Jeep Hardtop milik Kak Anggri
Cukup lama, butuh beberapa menit dan jam segitu aja udah rame !
Tapi Alhamdulillah kita dapet parkir di depan ^_^

Setelah itu, kita semua turun dari hardtop
Lalu kita jalan lumayan jauh dan scary, bukan menakutkan karena malam
Tapi karena di sebelah kanan kita jurang dan tanah sering longsor
Apalagi keadaan masih gelap banget dan kita lupa bawa senter
Lalu jalan berkerikil dan berbatu besar dan suhu udaran
ya cuma 5° celcius

Dan pas di tengah jalan mendaki, Ayah udah ngos-ngosan
Ayah maksain banget mau naik ke atas puncak
Tapi aku dan Mama juga tau, Ayah ga bakal bisa capai puncak
Pertama, bobot Ayah udah berapa kilo? Kedua, usia. Dan ketiga, kesehatan
Ditambah lagi, waktu itu kita masih jauuuuh banget dari puncak
Pas kita liat ke atas, kita juga ga bakal ngeliat deh dimana ujungnya -_-

Dan ketika udah sepertigapuluhenam ( ? ) menuju puncak
Ayah menyerah, beliau lebih memilih turun
Dan menyewa dua kuda untuk aku dan Mama
Beneran deh, kalo waktu itu disuruh milih
Aku lebih empot-empotan mikirin Ayah daripada sunrise
Tapi ternyata Ayah mengalah, demi aku ( lagi ) .

Dan akhirnya aku sama Mama nyewa kuda untuk mencapai tangga
Padahal kita udah naik kuda, tapi tetep aja jantungnya dhuar -_-
Gimana enggak? Jalan mendaki, beratku 65 kg ( maklum, liburan )
Apalagi pijakan penuh dengan pasir dan batu-batu, kejedut-jedut
Okelah kaki kejedut bagi orang biasa itu ga sakit sama sekali
Tapi bagi orang yang kakinya barusan sobek 6 jam yang lalu !?
Masya Allah ! Nangis, nangis deh gue !

Finally, kita udah nyampe di tangga
Mama nyewa senter sama abang penjaga kuda
Namanya Bang Juma'i sama Bang Doglo ( ? ) Lucu yaa, he he he :p

Nah, kebetulan kita ketemu lagi sama Om Antok dan Om Soleh
Akhirnya kita naik tangga barengan ke puncak
Tapi Om Antok bertanya soal Ayah, kemudian Om Antok ikut turun
Aku akui aja deh, mungkin Om Antok nyerah
Pas kita senter jalur tangganya...... wow kayak ga berujung -_-'

Sabar, sabar, dengan perlahan dan jantung degup-degup
Kita naik ke puncak.. Oke, suhu dingin, dataran tinggi juga
Aku sempat
negative thinking : "gimana kalo kekurangan oksigen?"
Ya Allah sumpah deh, waktu itu nafasku udah ga teratur banget
Berusaha tenang inspirasi dari mulut dan ekspirasi dari hidung perlahan
Tapi tetep aja aku, Mama dan Om Soleh berhenti istirahat beberapa kali
Kanan jurang, kiri dahan pohon yang mengerikan, dan ada longsor
Debu bertebaran, suhu dinginnya ga karuan, tapi aku pengen liat puncak!

Astaghfirullah
, giliran disuruh ke mall, aku ga pernah sesemangat ini -_-
Pokoknya yang di otak ku waktu itu bukan keraguan, tapi keharusan!

Kemudian sampailah kita setengah jalan menuju puncak
Mama mulai capek lagi, kita sempat istirahat 15 menit
Tapi ternyata Mama mual dan mau muntah
Akhirnya Mama bilang aku disuruh lanjut ke atas
Mama di situ aja, yah tega nggak tega sih ninggalinnya :(
Tapi aku juga mikir, buat apa aku nyerah kalo udah setengah jalan?
Dan toh di situ juga ada bapak penjaganya
Jadi aku berani aja naik ke puncak bareng Om Soleh

Hiiyyeee' ! Semakin naik semakin menakutkan!
Kanan jurang tanpa ada tembok penghalang kayak di bawah
Kiri malah pasir nggak karu-karuan! -_-
Astaga, di sini aku kalah deh, akhirnya aku dituntun Om Soleh
Dan
A L H A M D U L I L L A H !
Kita sampe juga di puncaaaak! Ooooo yeaaah !

Pas aku liat-liat, yang berhasil ke puncak 92 % orang bule
Dan 8 % orang Indonesia ( termasuk
guide nya ) .

Pas di puncak juga, nggak ada orang gendut
Nggak ada orang yang terlalu kurus juga
Nggak ada cewek yang
feminine dan cewek ber-style
Oke, di sini, aku merasa
wow, I did it ! I can ! :)

Mungkin dari bacaan ini, menggapai puncak itu gampang
Tapi percaya deh, kalo udah sampe sana ha ha ha ha -_-
Rasakan sendiri gimana enaknya
poge'-poge' begitu

Banyak orang yang nyampe puncak tapi maksa banget
Ada cowok sok jagoan
body sixpack tapi apa?
Pas sampe puncak malah muntah-muntah,
iewh -_-
Adalagi cewek sok
tomboy petakilan dipuncak
Eh malah terberak-berak di situ ( berak beneran loh ya )

Itu dia,
nature told us untuk tidak sombong
Untuk tidak angkuh di sana

By the way ,
Karena hari masih gelap, masih jam 04:43
Belum ada
view yang kelihatan, akhirnya aku duduk
Dan Om Soleh ngopi di sana

Nggak lama setelah itu, si Mama dateng ! :D
Mama berhasil sampe ke puncak !
Alhamdulillah !
Dan akhirnya kita duduk sampe jam 05:00
it's time to sunrise !

Sunrise nya belum keliatan bulat, cuma keliatan sinar samar-samar
Ada sih fotonya, tapi foto ga seindah aslinya :')
Kalo yang pas aslinya, langitnya berwarna ungu
Lalu lampu-lampu di bawah tuh indaaaah banget
Sebelum
sunrise juga banyak bintang bertaburan
Benar-benar
nature banget :')

Sayangnya, aku nggak sempat foto
sunrise secara utuh
Karena aku khawatir sama Ayah di bawah -_-
Akhirnya aku cuma ngefoto
Gunung Bathok, salah satunya :

Life's a climb... but the view is great.

Yah, hasil mendaki ku selama beberapa jam itu nggak sia-sia
Aku puas 100 % sama apa yang aku liat
Aku seneng, bahagia, pokoknya perasaan ku bener-bener meluap :)

Angan-angan ku untuk ngeliat bromo selama ini
Alhamdulillah sudah terkabulkan :)
Walaupun harus dibayar dengan perjuangan ku selama ini
Mulai dari adaptasi awal di Jakarta, lalu belajar setengah mampus,
Berdoa, lutut sobek, mendaki sampe sesak nafas
Tapi semua itu terbayar hari itu, di saat aku melihat keindahan Allah SWT :')
Menurutku, inilah bahagia
Ketika kita melihat hasil ciptaan-Nya yang tak terduga
Ketika kita melihat keindahan dan keagungan-Nya
Bahwa dunia ini luas, dunia ini terlalu indah untuk dirusak
Itulah saat dimana aku berterimakasih kepada-Nya :)

K E M U D I A N !

Kita turun lagi deh setelah puas melihat
view
Ayu dan Mama naik kuda yang tadi, dan Om Soleh jalan kaki

Di tengah jalan turun
Lutut ku ( lagi-lagi ) ketabrak sedelnya kuda lain
Oke, kontan aku teriak : " ARGH ! "
Iyalah! Abis robek kok ditabrak bermacam benda aneh
Ya sakit dong! Hahahaha

Tapi nggak apa, itu kenikmatan tersendiri :)
Setelah ini, kita nggak langsung pulang
Kita ke tempat yang nggak kalah indahnya

To Be Continue . . .

Petualangan di Bromo ( part 1 )

Libur telah tibaaaaaaa ! :D
Akhirnya aku ada kesempatan juga untuk liburan
Ke suatu tempat yang udah aku idam-idamkan!

Selama 2,5 tahun aku di Jawa Timur
Aku dan Mama selalu pengen ke Bromo
Tapi entah kenapa, rejeki selalu tertunda -_-

Dan Alhamdulillah, kemarin tanggal 1 Juli 2011
Aku dan keluarga berangkat semua ke Bromo

Yah, niat awalnya sih nggak ke Bromo
Tapi ke Malang karena ada undangan pernikahan

Pas undangan pernikahan
Aku ketemu sama temen-temen kantor lama
Di cabang-cabang timur :D
Semuanya berkumpul dan makan bareng-bareng

Finally, semua undangan udah selesai
Dan akhirnya Ayu, Mama, Ayah, Om Antok dan Om Soleh
Berangkat naik Avanza tersayang ke Bromo :D

Di perjalanan, hmmm.. Entah ada apa
Toh, aku tidur ( dan memang selalu tidur deh ? )

Kemudian begitu aku sadar, aku dah nyampe di pegunungan nya
Muter-muter ga jelas bikin puyeng

Banyak inbox, tapi nggak bisa bales
Yah apa boleh buat kan nggak ada signal -_-

Dan kebiasaan seperti biasa,
Kalo aku udah nyampe tempat dingin
Abis bangun tidur pasti dengan suara melas berkata :
"ayu mau pipis"
semobil bukannya cepetan nyari pom malah ngakak! -_-

Setelah sampe di pom ( setelah aku selesai pipis )
Ayah dan Om beli sarung tangan dan topi

Akhirnya, kita nyampe di pintu gerbang :D
Awalnya mau nginep di tempat touring kantor kemarin
Tapi ternyata kita dijegat sama kakak-kakak cowok
Ngotot sih iya, tapi dari suaranya dan dari matanya
Dia kelihatan baik dan jujur deh

Dia bilang kalo inn di atas udah penuh
Jadi kita semobil harus ngikutin dia untuk nyari inn di tempat sebelah
Yah, karena toh kita pendatang jadi kita ngikutin aja dia
Dan luckily kita dapet inn apa hotel ya? Dua kamar, tiga beds :D

Kejadian waktu pertama kali nyampe
Dinginnya ga kerasa banget sih, yah cuma sebatas cool
Cuma pake shirt lengan panjang juga masih anget kok

Nah, ceritanya nih, kita udah check-in
Awalnya kakak itu nggak boleh masuk ke hotel
Gara-gara kakaknya dari Suku Tengger tapi pemilik hotelnya itu Suku Madura
Jadi mereka ada batasan-batasan perjanjiannya -_-

Tapi siapa sih yang tahan kalo Ayah udah ngomong?
Ayah cuma bilang sederhana :

" udahlah, bagi-bagi rejeki aja kalian ga usah ribut kenapa? "

Nggak pake bentak, nggak pake melotot, nggak pake nge-bossy
Tapi seisi hotel sama kakaknya udah takut melongo
Pada nurut semua -_- ( aku yang mikir, pemimpin hotelnya loh siapa ? )
Akhirnya kakak itu pun boleh masuk juga ke hotel..

Singkatnya kita naik ke room di atas puncak
Pas udah naik, kita turun lagi buat ke room 20 dan 21
Nah, nyebelinnya pas udah turun, kan aspalnya licin gara-gara debu
Tau-tau pas udah mau menuju room ada tangga dan selokan kecil
Aku nggak ngeliat sama sekali, ehhhh tau-tau * G E D U B R A K *

Oke, kalo moment nya cuma jatoh biasa itu tidak seru
Tapi ini jatoh ku, waow so amazing !
Sampe mengundang nganga dari penonton ( ? )
Gimana enggak? Orang jatoh ku sopaaaaan banget

Awalnya kaki bertumpu pada lutut
Persis kayak orang mau sujud, tapi badan ga nekuk bawah
Badannya nekuk atas gitu

Setelah ancang-ancang pendaratan pertama
Dilanjutkanlah dengan ancang-ancang jatoh kedua
Entah kenapa dari ancang-ancang pertama tiba-tiba
Jadi duduk attahiyatul akhir !? -_- ha ha ha

Setelah dikasih applause dari penonton
Akhirnya aku berdiri.. Bukan dengan mata pengen nangis
Tapi dengan cengengesan ku yang menipu ( ? )
Orang-orang pikir aku ga kenapa-napa
Tapi pas aku udah ke kamar, liat lutut ku dan lengan ku
Aku langsung teriak : " MAMAAAAAAAA ! "

Ha ha ha ha rupanya jeans ku sobek -_-
Lutut ku berdarah lengan berdarah lecet sana-sini
Berhubungan ini emergency dan nggak ada hospital
Maka seadanya sajalah, beli hansaplast di warung terdekat
Tapi, aku pikir, mungkin aja luka ini awal dari kebahagiaanku di sini :D

Setelah itu, kakak cowok itu pulang ( kak Anggri )
Dan kita pun akhirnya kita istirahat dan Om Antok juga Om Soleh cari makanan
Awalnya pengen nasi goreng, tapi ternyata udah nggak ada yang jual
Yah akhirnya dengan modal nekad, si emak ke restaurant hotel service aja
Pesen lima nasi goreng, trus minta anterin ke kamar deh

Jadinya Om Antok sama Om Soleh cuma beli cemilan
Dan beberapa bungkus Pop Mie aja
Malem-malemnya itu kita makan bareng-bareng
Para cowok makan di luar, yang cewek makan di kamar

Setelah itu, kita tidur semua
Tapi jam 23:28 aku kebangun ( kebelet pipis lagi )
Sebelum pipis, aku minum dulu
Padahal tadi minumnya masih hangat tapi pas udah di minum
Berasa kayak minum air es anjir !! -_-

Trus aku mikir-mikir, jadi ke WC apa kagak nih
Tapi karena vesica urinaria ku udah stationer maka nekatlah aku
Kayak orang mau perang dunia ketiga
Pake sendal, pake kaos kaki, dan sssuuuuuurrrr pipis deh

Nah, part 1 soal pipis udah terlewati ( legaaaa )
Ini dia ! part 2 nya yang menegangkan ! >_<
C E B O K N Y A G I M A N A ! ?
Air AQUA aja berasa kayak es gitu !
Masa' iya gue mau nyentuh air sedingin itu !?
Tapi nggak apa-apa, aku anggap itu semua cobaan dari Yang Maha Kuasa
Aku percaya pasti ada jalan keluarnya ( berasa kayak apa aja )

Akhirnya dengan mengumpulkan kekuatan mental
Dan dengan memenuhi seluruh keyakinan yang ada
FINALLY gue berhasil CEBOK dan nyiram pipis gue !!!

Alhamdulillah yaa Allah :'D

Nah, kembalilah aku tertidur
Tau-tau pas jam 02:25 aku ngedenger ayah ngebangunin Mama
Tapi karena masih jam segitu yah kita tidur lagi

Nggak lama, jam 03:05 ayah ngebangunin lagi
Tapi kan masih lama jam 04:00 nya! Ya kita tidur lagi

Eeeeeeeh ! Taunya hampir aja kelewatan jam 03:30
Kita dibangunin sama Kak Anggri nya :D

Mau tau kenapa kita bangun jam segitu?
Tunggu episode selanjutnya setelah ini ;)

To be continue ...

Legenda Gunung Bromo

Di wilayah pegunungan di Tengger, Jawa Timur
Kita mengenal adanya Gunung Batok, lautan pasir, dan kawah Gunung Bromo.
Ternyata mereka punya asal-usul dan sejarah dalam bentuk legenda.

Sebelum Rara Anteng dinikahi Joko Seger, banyak pria yang naksir.
Maklum, kecantikannya sangat alami sebagaimana Dewi.
Diantara pelamarnya, terdapat Kyai Bima, penjahat sakti.
Rara Anteng tidak bisa menolak begitu saja lamaran itu.
Ia menerimanya dengan syarat, Kyai Bima membuatkan lautan di atas gunung
dan harus selesai dalam waktu semalam.

Kyai Bima menyanggupi persyaratan tersebut
dan bekerja keras menggali tanah untuk membuat lautan
dengan menggunakan tempurung (batok)
yang bekasnya sampai sekarang menjadi Gunung Bathok
dan lautan pasir (segara wedhi) terhampar luas di sekitar puncak Gunung Bromo.
Untuk mengairi lautan pasir tersebut, dibuatnya sumur raksasa
yang bekasnya sekarang menjadi kawah Gunung Bromo.

Rara Anteng cemas melihat kesaktian dan kenekatan Kyai Bima.
Ia segera mencari akal untuk menggagalkan minat Kyai Bima atas dirinya.
Ia pun menumbuk jagung keras-keras seolah fajar telah menyingsing, padahal masih malam.

Mendengar suara orang menumbuk jagung, ayam-ayam bangun dan berkokok.
Begitu pula burung. Kyai Bima terkejut. Dikira fajar telah menyingsing.
Pekerjaannya belum selesai. Kyai Bima lantas meninggalkan Bukit Penanjakan.

Dan ia meninggalkan tanda-tanda:

1. Segara Wedhi, yakni hamparan pasir di bawah Gunung Bromo

2. Gunung Batok, yakni sebuah bukit yang terletak di selatan Gunung Bromo,
berbentuk seperti tempurung yang ditengkurapkan.

3. Gundukan tanah yang tersebar di daerah Tengger,
yaitu: Gunung Pundak-lembu, Gunung Ringgit,
Gunung Lingga, Gunung Gendera, dan lain-lain.

Seorang Anak Kecil yang Membungkam Dunia selama 6 Menit

Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yang bernama Severn Suzuki
Seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children's Organization (ECO).

ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri untuk belajar
dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalah lingkungan.

Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan Hidup PBB
Dimana pada saat itu Severn yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat
Yang memberikan pengaruh besar ( dan membungkam )
Beberapa pemimpin dunia terkemuka.

Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil berusia 12 tahun
Hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening,
Lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang terkemuka
Yang berdiri dan memberikan tepuk tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun.

Inilah Isi pidato tersebut:
(Sumber: The Collage Foundation)

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization.
Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun,
yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri.

Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada Anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga.
Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yang akan datang.

Saya berada disini mewakili anak-anak yang kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya di seluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak didengar.

Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON.
Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yang dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker.
Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu.
Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?

Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya.
Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya.
Tetapi saya ingin Anda sekalian menyadari bahwa Anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya yang sekarang hanya berupa padang pasir.
Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya.

TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Di sini Anda adalah delegasi negara-negara Anda.
Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi - dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta,
dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan.
Kami membeli sesuatu dan kemudian membuangnya, beli dan kemudian buang.

Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan.
Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami :

" Aku berharap aku kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang " .

Jika seorang anak yang berada dijalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik.
Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk berbagi dan tidak tamak.

Lalu mengapa Anda kemudian melakukan hal yang Anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali.

Orang tua seharusnya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan :

" Semuanya akan baik-baik saja , 'kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.”


Tetapi saya tidak merasa bahwa Anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi.
Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas Anda semua?
Ayah saya selalu berkata :

“Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu,
bukan oleh kata-katamu”.


Jadi, apa yang Anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari.
Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami.
Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut!

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.